Tondano, Fajarmanado.com – Sejumlah wisatawan yang berkunjung ke lokasi Benteng Moraya, Tondano, Minahasa pada Kamis (01/06/2017) tadi mengaku kecewa. Mereka menilai jika program Visit Minahasa belum tepat dilaksanakan tahun ini karena objek wisata yang getol dijual Pemerintah Kabupaten ((Pemkab) Minahasa ini saja masih banyak yang harus dibenahi.
“Menikmati hari libur, saya mengajak keluarga datang berkunjung di Benteng Moraya. Setelah puas berfoto, rencananya ingin keliling Danau Tondano. Tapi ternyata, jalanan dari Benteng Moraya ke arah selatan, ada banjir. Meskipun kecil, tapi menutupi badan jalan,” ujar Rover, salah satu wisatawan lokal yang sempat berbincang dengan Fajarmanado.com di Tondano, petang tadi.
Prasaran pendukung Benteng Moraya pun, katanya, belum ditata semua dengan rapi dan apik. Ketidaksiapan objek wisata andalan ini dan jalur transportasi yang memadai bakal menjadi preseden tidak baik bagi pengunjung.
Kondisi ini, lanjut dia, dikwatirkan hanya membuat wisatawan kecewa dan menyampaikan kepada rekan-rekannya atas kesan yang mereka temui di Minahasa saat berwisata. Karena itu, ia menyarankan agar program Visit Minahasa 2017 harus dipertimbangkan kembali atau secepatnya Pemkab menata berbagai kekurangan yang ada.
“Dengan berbagai potensi yang ada, Minahasa memang layak dijual ke dunia internasional sebagai destinasi wisata. Tapi sekarang belumlah waktu yang tepat. Seharusnya pemerintah bersabar dulu. Benahi dulu yang masih menjadi kekurangan, setelah itu baru jor-joran melakukan promosi,” jelasnya lelaki paruh baya ini, yang spontan direspon anggota keluarganya yang lain.
Dikatakanya juga, ketika wisatawan datang kemudian mendapati keadaannya seperti ini, pasti akan langsung kecewa seperti dirinya kemudian tidak ingin balik lagi di Minahasa.
“Saya jamin, ketika wisatawan yang lain apalagi dari luar negeri datang dan mendapati hal seperti ini, pasti akan kecewa dan menyesal telah datang berkunjung,” tutupnya.
Ia mengungkapkan, banyak objek wisata di daerah Toar Lumimut yang sudah dikenal luas, baik objek wisata budaya dan objek wisata alam. Namun kebanyakan tidak digarap optimal secara profesional.
“Jangankan objek-objek wisatanya, jalan penghubung pun belum memadai dan masih banyak yang rusak, tentu saja akan membuat wisatawan tidak betah apalagi mau mempromosikannya kepada keluarga, sahabat dan kerabat di tempat asal mereka,” paparnya.
(fis)