Amurang, Fajarmanado.com – Hingga pertengahan Maret 2017, petani Minahasa Selatan belum mendapat bantuan berupa jagung dan bibit. Padahal, ramalan BMKG bahwa akhir musim penghujan akan terjadi sampai awal April 2017. Namun, kenapa justru Pemkab Minsel melalui Dinas Pertanian Minsel belum menyalurkan bibit dan pupuk kepada petani dan kelompok tani?
Wakil Ketua DPRD Minsel Franky Jirro Lelengboto, ST pun angkat suara melihat lamanya Dinas Pertanian Minsel menyalurkan bantuan tersebut. ‘’ Bahwa, ramalan BMKG sampai akhir musim penghujan awal April 2017 masih terjadi hujan. Persoalannya, kenapa hingga saat ini Dinas Pertanian Minsel belum menyalurkan bantuan diatas,’’tanya Lelengboto, Sabtu (11/3/2017).
Menurut Lelengboto, ketersediaan bibit jagung, ketersediaan pupuk, ketersediaan Insektisida, ketersediaan pembasmi gulma. ‘’Nah, saya cek and ricek ke sejumlah petani dan kelompok tani di Minsel, mereka katakana belum ada bantuan tersebut. Tugasnya, jelas telah dan akan mendukung program Bupati Christiany Eugenia Paruntu dan Wakil Bupati Franky Wongkar antara lain dalam bentuk target 50 ribu hektar lahan jagung siap tanam,’’kata politisi Gerindra ini.
Lanjut Lelengboto, jangan sudah diprogramkan bupati sekaligus meloby pemerintah pusat. Tetapi, ternyata instansi terkait yang lamban melakukannya. Ingat, tahun 2017 ini, Pemkab Minsel bakal boming jagung. Yang katanya, akan melebihi Gorontalo di tahun-tahun sebelumnya.
‘’Jadi, tanda awal bagi Dinas Pertanian Kabupaten Minsel, jika bibit disalurkan bulan April. Apa yang diharapkan nanti oleh petani? Ataukah, hanya sekedar asal petani senang (APES). Semoga, hal diatas tidak terjadi. Sebab, petani Minsel sekarang lagi bingung. Sudah bolak-balik Dinas Pertanian Minsel ternyata tidak ada,’’ungkap Lelengboto tegas.
Kepala Dinas Pertanian Minsel Frans D Tilaar, SP MSi ditemui secara terpisah menjelaskan, soal ketesediaan bibit dan pupuk itu berasal dari Dinas Pertanian Provinsi Sulut. ‘’Karena memang, ini menyangkut ketersediaan lahan 50 ribu hektar di Minsel. Sekarang saja, dari permintaan 50 ribu hektar, baru sekitar 3000 hektar yang ada. Tapi, optimis semuanya akan berjalan dengan baik. Termasuk dengan bantuan bibit dan pupuk kepada petani,’’ungkap Tilaar.
(andries)