Izin Alfamart dan Indomaret di Minsel Harus Dikaji Mendalam

Izin Alfamart dan Indomaret di Minsel Harus Dikaji Mendalam
Salah satu bisnis waralaba yang marak di Minsel
Amurang, Fajarmanado.com – Banyaknya bisnis waralaba Indomaret dan Alfamart di Kabupaten Minahasa Selatan membuat warga bingung. Terlebih para usaha kecil menengah (UKM) di 17 kecamatan.

Pasalnya, usaha warung ‘mati’ lantaran maraknya bisnis diatas. Menariknya, para pengusaha kecil justru mempertanyakan komitmen pemerintah dimana banyaknya izin yang dikeluarkan KPPTSP Minsel. Lebih parah lagi, izin yang dikeluarkan tidak transparan.

Sementara itu pengusaha kecil belakangan ini bukannya bertambah besar, melainkan semakin tersudut karena KPPTSP Minsel dengan leluasa menerbitkan izin waralaba awhingga Indomaret dan Alfamart semakin menjamur di Minsel.

Ironisnya, kini pemerintah terus  giat-giatnya membantu masyarakat kecil dan menengah dengan dana kredit usaha rakyat (KUR). “Tapi dengan  semakin banyaknya izin usaha waralaba yang dikeluarkan pemerintah daerah tentu menjadi sulit usaha mikro kecil dan menengah berkembang,” kata Djohn Pojoh, pemerhati sosial Minsel saat menghubungi Fajarmanado.com, Senin (5/12).

Untuk itulah, kata Pojoh, tak heran jika semakin banyak mengusaha warung melakukan protes akibat omset mereka menurun drastis seiring dengan kehadiran Indomart dan Alfamare di wilayahnya.

Hampir setiap desa dankelurahan terdapat 2 bahkan sampai 4  Indomaret dan Alfamart. “Menjadi pertanyaan sekarang di mana transparan KPPTSP Minsel soal izin karena KPPTSP tidak pernah transparan dan mengkaji kemungkinan dampak yang berakibat pada usaha masyarakat,’’ ujar Pojoh.

Dikatakan salah satu pimpinan LSM di Sulut ini, komitmen pemerintah jelas dipertanyakan karena sebelum Minsel dipimpin Christiany E Paruntu, penjabat bupati telah berkomitmen untuk dihentikan pemberian izin Indomaret dan Alfamart beroperasi di Minsel.

‘’Namun pada kenyataannya, justru berbalik 100 persen. Sekarang, hampir setiap desa/kelurahan di Minsel terdapat 2 sampai 4 bangunan/toko yang lengkap dengan jualan. Paranya, harganya juga berbeda dari biasanya,’’tegas Pojoh.

Senada dikatakan Tommy Bastian, pengusaha warung asal Amurang mengatakan, rasa malu melihat banguna kecilnya (warung, red) yang terpaksa selalu ditutup lantaran banyaknya bangunan Indomaret dan Alfamart di Amurang.

“Sebagai pengusaha warung kami merasa sangat dirugikan,” katanya.

Ia menilai pemkab tidak terkesan berpihak pada usaha mikro kecil karena terkesan gampang memberikan izin pendirian waralaba tanpa memikirkan dampak logis terhadap usaha miko kecil.

“Karena kenyataannya warga lebih tertarik membeli di tokoh-tokoh besar seperti Indomaret dan Alfamart ketimbang di warung-warung kecil. Makanya, saya bermohon pemerintah mengkaji secara mendalam pemberian izin waralaba,” kata Bastian.

(andries)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *