Erupsi Soputan Terkesan Mereda, PVMBG Harap Masyarakat Tetap Siaga

Inilah penampakan erupsi gunung Soputan, Rabu (3/10/2018) malam.
Ratahan, Fajarmanado.com — Episode erupsi Gunung api Soputan yang dimulai pada hari yang sama pukul 08:47 Wita Rabu (3/10/2018) pagi tadi, dikabarkan terus menunjukkan peningkatan. Pijaran api masih tampak sampai malam ini.

Bahkan, teperatur di puncak gunung sudah mencapai 186 MW. Untuk itu, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan dan menyediakan masker guna menjaga kesehatan.

Pantauan Fajarmanado.com, meski gemuruh nyaris tak terdengar namun pijatan api masih terlihat jelas keluar dan muncul di atas puncak gunung berketinggian 1.786 meter di atas permukaan laut itu, meski tak setinggi pagi hingga siang tadi.

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Ir Kasbani MSc mengungkapkan, erupsi pertama tersebut memiliki tinggi kolom abu mencapai sekitar 4000 meter di atas puncak (sekitar 5800 meter di atas permukaan laut) dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 39 mm dengan durasi sekitar 6 menit. Penyebaran abu vulkanik dominan ke arah Barat-Barat laut.

Setelah erupsi terjadi, amplitudo seismik (RSAM – Realtime Seismic Amplitude Measurement) yang merefleksikan energi aktivitas magmatik Gunung Soputan terus mengalami peningkatan.

Erupsi kemudian kembali terjadi, hingga pukul 12:00 WITA teramati erupsi susulan sebanyak tiga kali, yaitu pada pada pukul 10:44 Wits dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2000 m di atas puncak (sekitar 3800 m di atas permukaan laut).

Selanjutnya, pukul 11:12 Wita dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2500 m di atas puncak (sekitar 4300 m di atas permukaan laut).

Ke tiga terjadi pada  pukul 11:52 Wita dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 5000 m di atas puncak (sekitar 6800 m di atas permukaan laut).

“Dari kemarin hingga saat ini telah terkirim VONA sebanyak 5 kali secara bertahap,” paparnya melalui rilis teratat pukul 13.14 wita, siang tadi.

Ke lima VONA tersebut, dari YELLOW (sejak 2 Oktober 2018 pukul 18:46 Wita) kemudian ke ORANGE (3 Oktober 2018 pukul 09:09 Wita, pukul 11:10 WITA dan pukul 11:59 Wita) dan terakhir berubah menjadi RED pada 3 Oktober 2018 pukul 12:18 Wita (Arsip VONA dapat diakses di https://magma.vsi.esdm.go.id/vona/).

“Saat ini, stasiun seismik PVMBG yang terpasang di beberapa lokasi di sekitar Gunung Soputan masih terus merekam kegempaan yang didominasi oleh tremor menerus dengan amplitudo bervariasi hingga melebihi batas kemampuan alat untuk merekam (overscale,” paparnya.

Data anomali termal satelit, lanjut dia, menunjukkan peningkatan temperatur yang signifikan di puncak Gunung Soputan dengan Volcanic Radiative Power (VRP) mencapai 186 MW.

Hasil analisis data pemantauan Gunung Soputan terkini mengindikasikan bahwa aktivitas magmatik Gunung Soputan saat ini masih tinggi dan masih berpotensi untuk terjadi erupsi baik secara eksplosif berupa kolom abu vertikal maupun secara efusif berupa aliran/guguran lava maupun awan panas.

“Hingga tanggal 3 Oktober 2018 pukul 12:00 Wita dapat disimpulkan bahwa status aktivitas Gunung Soputan masih berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi zona perkiraan bahaya berada di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak dan perluasan sektoral sejauh 6.5 km dari puncak ke arah Barat-Baratdaya,” ungkap Kasbani.

Dirinya pun mengharapkan masyarakat di sekitar Gunung Soputan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan dari kemungkinan hujan abu.

“Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang namun tetap menjaga kesiapsiagaan dengan mengikuti perkembangan aktivitas G. Soputan antar waktu melalui web MAGMA Indonesia (https://magma.vsi.esdm.go.id) maupun melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play Store,” jelasnya.

Penulis: Herly Umbas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *