Tondano, Fajarmanado.com –Sorotan warga terkait kinerja buruk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Minahasa terus berdatangan. Kali ini sorotan datang dari masyarakat Desa Noongan Kecamatan Langowan Barat.
Hal tersebut buntut dari tidak masuknya suplai air bersih dari PDAM buat ratusan pelanggan di wilayah tersebut. Informasi yang berhasil dihimpun wartawan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga terpaksa mengangkut di sumber-sumber mata air terdekat.
Selain itu, ada juga warga yang memanfaatkan sumur milik warga lainnya. Namun air yang diangkut itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan memasak, sedangkan untuk kebutuhan MCK, banyak warga yang terpaksa menampung air hujan.
Kondisi ini sangat meresahkan warga Noongan. Mereka menyoroti manajamen PDAM Minahasa sebagai pihak yang dianggap paling bertanggungjawab dalam hal pendistribusian air bersih.
“Sebagai pelanggan, tentu kami kecewa. Sebab kondisi ini bukan baru kali ini terjadi, namun sudah berulang-ulang. Kendati sumber mata air yang dikelola pihak PDAM lokasinya ada di desa kami,” keluh Frangky Sumual, warga setempat.
Diapun meminta ada solusi yang dilakukan pihak PDAM dalam mengatasi persoalan ini. Sehingga masalah distribusi air di wilayahnya tak berulang-ulang terjadi. “Jika permasalahannya akibat mesin pompa yang sudah tua dan sering rusak, seharusnya pihak PDAM melakukan pengadaan mesin baru,” usul Fangky.
Sorotan lainnya dilayangkan Rochland Memah, warga lainnya. Lebih jauh Memah menilai, belakangan ini fungsi pengawasan dari pemerintah terhadap manajemen PDAM Minahasa terlalu lemah.
“Harusnya Pemda mengevaluasi manajemen PDAM karena ini menyangkut pelayanan bagi masyarakat banyak. Apalagi PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang berada dibawah kontrol pemerintah,” ujar Memah.
Menanggapi keluhan tersebut, Kabag Umum PDAM Minahasa, Denny Tangkere, awalnya menyampaikan permohonan maaf kepada pelanggan di Desa Noongan Raya atas kondisi tersebut. Diapun menjelaskan, alasan macetnya suplai air PDAM di wilayah Noongan seminggu belakangan ini diakibatkan karena persoalan kerusakan mesin pompa.
“Memang mesin pompa yang mendistribusikan air ke desa Noongan kondisinya sudah tua dan sering rusak. Makanya pada kerusakan kali ini, petugas kami tak hanya sekedar memperbaiki saja, tapi juga melakukan modifikasi mesin supaya kerusakannya tidak berulang-ulang. Karena dilakukan penyetelan ulang dan modifikasi mesin, makanya perbaikan ini makan waktu cukup lama,” ujar Tangkere.
Lanjutnya, jikalau nantinya mesin pompa air tersebut kembali rusak, petugas teknis PDAM sudah melakukan langkah antisipasi supaya distribusi air ke Noongan Raya tidak mandek. Yaitu dengan, melakukan modifikasi menggandeng pipa yang menyuplai air ke wilayah Noongan di mesin pompa induk.
“Kan disana ada tiga mesin pompa, hanya saja yang satu itu memang sudah tua. Jadi kita modifikasi instalasinya supaya jika mesin pompa yang satu itu rusak, distribusi air masih bisa dilakukan dengan memanfaatkan mesin pompa yang lain,” jelasnya.
(fis)