Icon Pariwisata Kota Tomohon Terabaikan

Fajarmanado.com, Tomohon — Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2024 baru saja sukses digelar selang tanggal 8–12 Agustus lalu, namun penampakan Menara Alfa Omega di Pusat Kota Tomohon terkesan masih juga tak terawat lagi.

Menara ikon pariwisata sekaligus menggambarkan karateristik Tomohon sebagai kota religius itu, tidak lagi terawat atau terabaikan.

Begitu pun, taman 500 meter persegi di ke dua sisinya. Tidak seindah saat diresmikan pada 20 Februari 2018 silam.

Padahal, pembangunan taman dan menara, yang memiliki tinggi total 46 meter dengan luas bangunan 625 meter persegi tersebut, menghabiskan ongkos dari APBD Kota Tomohon tahun 2017 sebesar Rp 9.981.000.000.

Hamparan tegel yang menempel pada dinding dan pilar-pilar menara serta kaca telah berjamur. Apalagi, tiang dan kap beton menara, tak hanya berjamur tetapi juga berlumut berwarna kehitam-hitaman.

Kondisi kotor tak terawat terpantau mulai terjadi pasca wali kota beralih dari tangan Jimmy Eman kepada Caroll Senduk pada tahun 2020 lalu.

Fajarmanado.com juga sempat mengkritisi keberadaan Menara Alfa Omega dan taman yang kotor pada akhir Agustus 2022.

Sepekan kemudian, pemkot bereaksi, membersihkan sampah yang berserakan.

“Belum ada kegiatan rehab, baru bersih-bersih,” ujar salahsatu pedagang di kompleks pelataran parkir, samping Selatan Menara Alfa Omega Tomohon ketika ditemui, Jumat, 2 September 2022 lalu.

Menyikapi kondisi tersebut, Wilhem Gontha, mantan pelayan khusus Jemaat GMIM Baitel Kamasi Wilayah Tomohon Sentrum ini, sangat menyayangkan bangunan yang menjadi salah satu simbol magnit pariwisata Kota Tomohon itu, yang sepertinya terbengkalai.

Seharusnya, kata Gontha, siapa pun top eksekutifnya,  pemerintah kota (Pemkot) memelihara dan terus menata Menara Alfa Omega. Apalagi, menara ini terus dijadikan sarana oleh pemkot untuk promosi, ajakan dan himbauan.

“Makanya, Tomohon butuh pemimpin yang sigap dan mengerti dengan hal-hal seperti ini. Apalagi sebagai salah satu ikon kota. Sayang jika tidak terpelihara,’’ ujarnya.

Untuk itu, Gontha berharap, jika diperkenankan Tuhan dan dipercayakan rakyat Tomohon untuk memimpin Kota Tomohon, Miky Wenur adalah figur yang pas.

“Saya optimis jika Ibu Miky Wenur memimpin, Menara Alfa Omega akan terawat, tidak seperti kondisi saat ini,’’ katanya.

“Ibu Miky Wenur adalah tipe orang yang tulus mengabdi, bukan cari popularitas pribadi. Beliau pasti menjaga dan memelihara apa yang sudah ada dan akan berusaha mewujudkan apa yang masih dibutuhkan masyarakat,” sambung dia.

Pandangan yang sama diungkapkan tokoh agama lainnya, Thonny Salawati, pelayan khusus di Jemaat GMIM Baitani Matani Wilayah Tomohon Satu.

Menurutnya, dengan keberadaan Miky Wenur yang lama dalam pelayanan gereja, pasti akan memperhatikan Menara Alfa Omega yang menjadi Ikon Kota Religius Tomohon.

‘’Kondisi yang ada saat ini di Menara Alfa Omega merupakan bukti ketidakpekaan pemerintah saat ini. Menjadi pergumulan kita bersama. Ke depan, Tomohon harus dipimpin oleh yang peduli, apalagi di Pusat Kota Religius,’’ tandas Salawati.

Sejumlah warga pusat kota, seperti di Kelurahan Talete Satu dan Kelurahan Kolongan, juga menyayangkan kondisi Menara Alfa Omega yang tidak mendapat perhatian serius dari pemkot dalam beberapa tahun terakhir.

[**/heru]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *