Tondano, Fajarmanado.com – Jelang pelaksanaan Pilakda, intitusi pendidikandi Minahasa tercoreng dengan adanya sejumlah guru yang diduga menjadi tim survey untuk kepentingan Pilkada 2018 mendatang. Anehnya ketika hal ini dikonfirmasikan kepada kepala dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Minahasa Arodi Tangkere, pihaknya mengatakan tidak tahu soal adanya keterlibatan guru tersebut, padahal ada sejumlah guru yang mengaku menjalankan tugas ganda sebagai pengajar dan tenaga surveyor.
Hal ini mendapat kritikan pedas dari pemerihati pendidikan di Minahasa Herry Plangiten, menurutnya pernyataan yang disampaikan kepala dinas pendidikan Minahasa Arodi Tangkere sangat tidak berbobot dan terkesan ‘asal malontok’, karena sangat tidak mungkin seorang guru melaksanakan tugas tambahan sebagai surveyor tanpa sepengetahuan atau arahan dari pimpinananya yang dalam hal ini Kadis Diknas.
“Sedikit saja bergerak, langsung terpantau oleh pihak kabupaten. Saat ini ada sejumlah guru yang menjadi tim surveyor. Parahnya, mereka meninggalkan tugas utama sebagai tenaga pengajar. Kan ini harus seijin kepala sekolah, kepada UPTD, dan pihak dinas sendiri,” ujar Plangiten kepada Fajarmanado.com Kamis, (3/8) hari ini.
Lanjuntnya, hal ini sangat serius. Apalagi pemerintah pusat sedang giat-giatnya membangun pendidikan karakter. Karena itu, Plangiten menyebut jika sikap yang ditunjukan Arodi Tangkere adalah cerminan karakter yang tidak baik. Jika benar tindakan yang dilakukan sejumlah guru ini atas arahan kepala dinas maka Arodi Tangkere harus bertanggung jawab karena telah mencoreng institusi pendidikan dengan mengarahkan tenaga pendidik melakukan tindakan yang sesungguhnya tidak mendidik.
“Saya yakin, guru-guru yang melakukan survey sebenarnya tidak mau melakukanya. Tapi karena diperintah atasan, mau tidak mau harus melakukanya,” tegas lelaki yang kental dengan jiwa Marhaen tersebut.
Diketahui, sejumlah guru di wilayah Tombariri berujar jika mereka diberi tugas melakukan survey disamping tugas pokok mengajar. Survey tersebut diakui dalam rangka kepentingan Pilkada Minahasa tahun 2018 mendatang.
Bahkan mereka mengaku jika sebelum bertugas, terlebih dahulu dipanggil untuk menghadap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa dan dibekali tentang hal-hal tekhnis yang harus dilakukan ketika mereka melakukan survey.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa, Arodi Tangkere saat dikonfirmasi wartawan tentang hal tersebut mengaku tidak tahu kalau ada guru yang menjadi tim surveyor.
“Nanti saya cek, saya tidak tahu kalau ada guru yang dilibatkan menjadi tim survey, apalagi sampai meninggalkan tugas utama mereka di sekolah. Nanti akan saya cek,” kata Tangkere saat dikonfirmasi wartawan pada Selasa (1/8).
Penulis : Fisher Wakulu
Editor : Joel Polutu