Warga Minteng dan Langowan Ancam Demo Pemkab dan PLN

Warga Minteng dan Langowan Ancam Demo Pemkab dan PLN
Beginilah penampakan lampu jalan yang diancam PLN akan dimatikan di sebagian Minahasa pasca perayaan Natal Nasional 2017 mendatang. Foto: Ilustrasi
Tompaso, Fajarmanado.com – warga 10 kecamatan calon daerah otonom baru (DOB) Minteng dan Kota Langowan mengancam akan menggalang aksi demo apabila PT PLN Pesero) Suluttenggo Area Manado memutuskan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) pasca perayaan Natal Nasional 22 April mendatang.

“Kami akan menggalang demo ke PLN Area Manado dan Pemkab Minahasa apabila PLN memutus lampu jalan,” demikian senada sejumlah warga calon DOB Minteng dan Kota Langowan kepada Fajarmanado.com, terpisah sepekan terakhir.

LSM Hulu Lestari, yang bermarkas di Desa Noongan, Kecamatan Langowan Barat menyatakan akan menjadi pelopor demo. “Kami siap menjadi pelopor demo bila PLN memutus jaringan lampu jalan,” ujar Ronny Sumilat, aktivis LSM Hulu Lestari, Rabu (19/04/2017), siang tadi.

Sumilat, yang warga Tompaso ini pun mengharapkan PLN Area Manado dan Pemkab Minahasa untuk kembali duduk satu meja membicarakan hutang piutang rekening PJU. “Tolong, jangan  korbankan masyarakat. Apalagi yang terlibat persoalan adalah pemerintah sendiri karena PLN adalah BUMN,” ujarnya.

Seperti diberitakan, PLN Area Manado mengklaim Pemkab Minahasa berkewajiban membayar selisih lebih rekening listrik PJU sebesar Rp8,1 miliar dalam beberapa tahun terakhir.

Mulanya, berdasarkan pertemuan menjelang akhir 2016 lalu, ke dua pihak telah sepakat. Pemkab Minahasa akan melakukan pembayaran secara menyicil pada tahun ini. Namun karena belum sempat ditata dalam APBD 2017, maka Pemkab mengundurkan waktu cicilannya dan baru akan dimulai pada tahun 2018 mendatang.

“Kami tidak tahu soal kesepakatan PLN dan Pemkab. Yang kami tahu, semua pelanggan PLN rutin membayar pajak lampu jalan setiap bulan,” tandasnya.

Sementara itu, mantan Hukum Tua Kolongan Atas Satu, Kecamatan Sonder, Johnny Sorongan juga berharap agar PLN harus bersikap arif dan bijaksana. “Tolong jangan korbankan masyarakat,” tuturnya.

Moneng, sapaan akrab Sorongan, selanjutnya juga mengharapkan agar PLN jangan hanya menargetkan memutus lampu jalan di Kecamatan Sonder, Kawangkoan raya, Tompaso raya dan Langowan raya.

“Kenapa hanya di wilayah ini yang menjadi target PLN. Apakah pelanggan PLN di 10 kecamatan ini tidak patuh membayar rekening listrik dibanding 15 kecamatan lainnya di Minahasa,” tukasnya.

Hal senada, juga disampaikan Jefry Sengkey. Warga Kawangkoan ini menilai PLN tidak afdol kalau hanya menargetkan untuk memutuskan lampu jalan di wilayah calon DOB Minteng dan Kota Langowan.

“Kalau memang pemakaian rekening lampu jalan Pemkab Minahasa sudah berlebihan, tolong disesuaikan dengan hasil pembayaran PPJU dari setiap wilayah di Minahasa. Mana datanya,” paparnya.

Sonny Walean, warga Langowan, juga mengharapkan agar PLN dan Pemkab Minahasa kembali duduk satu meja membicarakan persoalan ini. “Tolong jangan sampai mengorbankan masyarakat,” ujarnya.

Sementara Manajer PLN Area Manado Paultje Mangundap mengatakan, dirinya akan bertemu kembali dan membicarakan hal tersebut dengan Bupati Minahasa Drs Jantje Wowiling Sajow MSi.

“Kalau memang Pemkab tetap tidak punya niat baik membayar, kami akan melakukan pemutusan lampu jalan setelah perayaan Paskah nanti,” katanya.

(ely)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *