Kopra Minsel Sulit Tembus Pasar Eropa dan Amerika?

Kopra Minsel Sulit Tembus Pasar Eropa dan Amerika?
Kopra Minsel terancam tak diterima pasar Eropa dan Amerika.
Amurang, Fajarmanado.com – Wilayah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) dikenal dengan sentra produsen kopra sehingga menjadi komoditi primadona.  Sayangnya, produk kopra ddaerah ini sulit menembus pasar Eropa dan Amerika gara-gara dinilai belum memenuhi kwalitas ekspor.

Manager Operasional PT Cargill Indonesia Amurang, Imelda mangatakan, kenapa kopra Minsel kurang diminati pasar Eropa dan Amerika,  karena masih terkontaminasi dengan jamur dan zat  berbahaya lain.

‘’Hingga saat ini belum ada penolakan atas produk hasil olahan kelapa menjadi kopra yang diproduksi PT Cargill Indonesia Amurang belum ada penolakan dari pasar Eropa dan Amerika namun mereka semakin selektif dengan menaikan kriteria dan kwalitas yang akan dibeli,’’ ujarnya, Selasa (14/2/2017).

Imelda mengatakan, kopra Minsel atau daerah lain yang dipasok pabriknya kebanyakan terkontaminasi dengan jamur aflatoxin dan karbon monoksida serta zat berbahaya lainnya. Dengan demikian, tentunya ini menurunkan kualitas. Ia pun mengkhawatirkan suatu saat akan ditolak oleh konsumen pasar Eropa dan Amerika.

Imelda mengungkapkan bahwa hal ini telah disampaikan sekaligus dilakukan edukasi kepada petani kopra di Minsel. Terutama bagaimana memproduksi kopra dengan benar, seperti menggunakan metode fufu karena mengandung karbon monoksida.

“Kami menyarankan agar petani menggunakan metode pemanggangan tanpa asap. Sehingga, bisa terhindar kontaminasi karbon. Dan ini jelas akan menjadi poin negative bagi pasar Eropa dan Amerika,’’tegasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, PT Cargill Indonesia Amurang pada edukasinya terutama dengan petani kopra memintakan agar memperlakukan seperti makanan. Sebab, memang selama ini dari segi penyimpanan masih jauh dari syarat terutama dari tingkat kelembapan. Sehingga, menjadi media subur bagi berkembangnya jamur Aflatoxin.

‘’Jamur ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan hati pada manusia. Dengan demikian, kenapa kami memberikan pelajaran bagi petani kopra di Minsel. Sebab saat ini, pasar Eropa dan Amerika menuju zero toleransi bagi kandungan berbahaya dari barang yang masuk kewilayahnya,’’pungkas Imelda.

Senada Ktua APEKSU Sulut, George J Umpel mengakui adanya jamur Aflatoxin hasil olahan kopra oleh petani Minsel.

‘’Hanya saja, bagaimana para petani kopra Minsel ingin merubah cara melakukan produksi kopra kalau tak ada perhatian pemerintah,” imbuhnya.

Disatu sisi, lanjut dia,  keinginan petani kopra di Minsel sangat tinggi untuk mendapatkan mutu kopra dengan baik. Tetapi, justru berbalik 1000 persen dengan tetap melakukan cara tradisional karena petani  tak bisa mempunyai biaya yang cukup.

“Ini menjadi cambuk bagi pemerintah agar supaya memberikan perhatian kepada petani kopra. Termasuk, PT Cargill Indonesia sendiri, bukan hanya pemerintah semata-mata,’’ tukas Umpel yang juga petinggi KTNA Pusat.

(andries)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *