Kawangkoan, Fajarmanado.com – Kepala dan pembantu lingkungan yang berjumlah ratusan dari 43 kelurahan di Kabupaten Minahasa kini menjerit. Mereka yang akrab dipanggl Pala ini mulai mengeluh karena belum pernah menerima insentif bulanan sepanjang tahun 2017 ini.
“Biasanya kami terima insentif triwulan, tapi entah kenapa sampai bulan ke lima Mei ini belum ada realisasi,” kata Boy Rompas dan Meidy Pola kepada Fajarmanado.com di Kawangkoan, Senin (08/05/2017).
Boy, Pala lingkungan 3 Kelurahan Sendangan Tengah, Kecamatan Kawangkoan ini mengaku telah memasukkan berkas ketika diminta lurahnya pada medio Maret lalu. “Waktu itu, Lurah bilang insentif segera diproses, paling lambat pertengahan April akan cair,” katanya.
Namun demikian, katanya, sampai saat ini dana perangsang kinerja Pala itu belum juga dicairkan. “Ibu Lurah bilang, belum cair. Lurah bilang sabar saja karena sementara diproses,” ujarnya.
Meidy Pola, Pala Lingkungan 3 Kelurahan Uner, juga Kecamatan Kawangkoan ini mensinyalir dana insentif para ‘mata tombak’ pemerintahan di 43 kelurahan tersebut telah ‘diberdayakan’ Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa.
“Setahu saya, biarpun orang bodoh, dana itu sudah ada di kas pemerintah daerah paling lambat awal bulan April. Tapi kenapa belum juga diteruskan kepada kami yang berhak. Ada apa ini. Apakah ada maksud lain untuk memberdayakan Pala dalam rangka politik praktis,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan sejumlah Pala lainnya yang tersebar di Tondano raya dan Kawangkoan raya. Mereka senada menilai pemerintah terkesan memandang sebelah mata Pala di kelurahan.
“Terus terang, seakan tidak ada pemerataan terhadap kesejahteraan Pala di kelurahan dan desa. Insentif Pala di kelurahan kabarnya tahun ini naik menjadi 500 ribu, sementara Pala di desa sudah mencapai menimal 1,25 juta per bulan,” demikian mereka senada.
Dilihat dari beban kerja, mereka menilai dalam beberapa tahun terakhir, tugas Pala di kelurahan lebih berat.
“Mengapa, setelah ada alokasi dana desa (ADD) dan kemudian Dana Desa (DD), praktis terjadi pembangunan di desa telah bertumpu pada dana desa, sedangkan kelurahan tetap mengandalkan swadaya masyarakat. Inilah tugas berat kami beberapa tahun terakhir,” ujar Rompas.
Karena itulah, ia mengharapkan agar Pemkab bersikap bijak dalam menyikapi pemenuhan kesejahteraan Pala di kelurahan.
“Kami memahami kesulitan anggaran dari pemerintah daerah, tapi tolong jangan menahan atan memperlambat penyaluran insentif kami biar relatif sangat kecil di banding Pala di desa,” kata Pala lainnya yang mengaku kader partai penguasa di Minahasa ini.
(fis/ely)