Dinilai Ompong, Mahasiswa Tuntut Bubarkan Tim Saber Pungli Unima

Dinilai Ompong, Mahasiswa Tuntut Bubarkan Tim Saber Pungli Unima
KRITIS : Demo yang dilakukan mahasiswa didepan gedung Rektorat Unima pekan lalu. Salah satu tutntutanya adalah membubarkan Tim Saber Pungli di kampus tersebut.
Tondano, Fajarmanado.com –Mahasiswa menuntut agar Tim Sapu Bersih (Saber) Pungutan Liar (Pungli) Universitas Negeri Manado (Unima) supaya dibubarkan.

Tuntutan tersebut didengungkan karena Tim Saber Pungli Unima diduga hanya tutup mata dengan realita yang terjadi di kampus yang bertahta diatas Pegunungan Tampusu tersebut. Dimana hampir tidak ada gerakan konkrit yang diambil terkait masih adanya oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang melakukan praktek Pungli. “Sebaiknya Tim Saber Pungli Unima dibubarkan. Mereka tidak bekerja alias ompong dan tidak memiliki taring. Hanya tutup mata kendati praktek Pungli sudah didepan batang hidung mereka,” ujar Septian. Salah satu mahasiswa Unima.

Senada diungkapkan mahasiswa yang akrab disapa Yos. Menurutnya, Tim Saber Pungli Unima hanya formalitas saja untuk menindaklanjuti arahan dari pusat terkait membentuk tim tersebut. Bahkan dikatakanya, yang sementara hangat diperbincangkan mahasiswa saat ini adalah terkait acara pelepasan calon wisudawan dan wisudawati di tiap fakultas. Dimana mahasiswa dimintai uang senilai ratusan ribu rupiah. “Coba teman-teman tanya kepada mahasiswa yang rencananya akan diwisuda pada tanggal 15 besok lusa. Mereka dimintai uang untuk acara pelepasan. Ini kan termasuk Pungli. Masa Tim Saber Pungli Unima tidak berbuat apa-apa. Kalau situasinya seperti ini, sebaiknya dibubarkan saja,” cetusnya Senin (13/3) tadi.

Informasi tersebut coba ditelusuri wartawan Fajarmanado.com. Ternyata, apa yang dikatakan Yos memang benar. Salah satu mahasiswa Fekon Unima yang sempat berbincang dengan wartawan mengatakan kalau mereka disuruh kumpul uang Rp200 ribu untuk pelepasan di Fakultas. Belum lagi untuk menyewa atribut untuk wisuda seperti Gordon, matros, dan logo Unima. “Untuk pelepasan kami diminta kumpul uang Rp200 ribu. Untuk sewa atribut, Rp500 ribu. Jadi total kami mengeluarkan uang Rp500 ribu dan tidak dilengkapi slip pembayaran,” ujar salah satu mahasiswa yang identitasnya tidak ingin dipublikasikan.

Disisi lain, salah seorang yang mengaku mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unima mengaku kalau mereka juga dimintai uang Rp500 ribu. “Di momen-momen akhir kami berada di kampus-pun masih dibuat seperti ini. Sebenarnya mau melawan, tapi takutnya proses penyelesaian studi kami dipersulit. Yang paling fatal kalau kami berkoar tentang ini, ijazah kami akan mereka tahan,” keluh wanita berkacamata tersebut dengan nada kesal.

Saat coba dikonfirmasi, Ketua Tim Saber Pungli Unima Marthinus Mintjelungan tidak mau berkomentar lebih. “Maaf, Saya lagi sibuk mengurus wisuda. Nanti konfirmasinya lain kali saja,” singkat Mintjelungan saat ditemui wartawan di kantornya Senin (13/3) tadi.

(fis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *