Debit Air PDAM Turun Drastis, Tondegesan Raya Ramai-Ramai Siapkan Air Bersih

Drs. Rul E. Pangau
Kawangkoan, Fajarmanado.com — Suplai Air PDAM Unit Kawangkoan, Minahasa masih terus ngadat akibat debit di sumber utama mata air turun drastis. Krisis air ini memicu pemerintah tiga desa Tondegesan raya, Kecamatan Kawangkoan ramai-ramai siapkan air.

“Target kami, tahun ini semua kepala keluarga di desa ini sudah bisa dijangkau dengan air bersih sampai ke rumah-rumah,” kata Hukum Tua (Kumtua) Desa Tondegesan, Drs. Rul E. Pangau kepada Fajarmanado.com, Rabu (12/6/2019).

Seperti diketahui, PDAM Unit Kawangkoan, yang selama ini melayani kebutuhan air bersih warga 10 kelurahan di bendar Kota Kawankoan serta tiga desa Tondegesan Raya dan kawasan Perum Emung Permai, Desa Tompaso Barat Kecamatan Tompaso mengalami krisis air di sumber mataair panas Kinali.

Debit air di kompleks pemandian air panas itu turun drastis sejak tahun 2017 pasca dilakukan perambahan hutan rakyat dan penataan tanah di wilayah perbukitan sekitar.

Pantauan Fajarmanado.com, tiga desa Tondegesan raya ramai-ramai mengeksploitasi air bawah tanah dengan membangun sumur bor lengkap dengan bak-bak penampungan atau reservoir dan jaringan pipanisasi di dilayah pemukiman.

Seperti diberitakan, Desa Tondegesan Satu kembali memanfaatkan dana desa tahun 2019 ini untuk menambah epat titik sumur bor.

“Kalau Desa Tondegesan tinggal menambah satu dan melanjutkan program pemasangan pipa,” kata Kumtua Rul Pangau.

Sesuai dengan kajian, lanjut dia, dengan menambah satu lagi sumur bor maka semua kepala keluarga (KK), yang hampir mencapai 300 KK di Desa Tondegesan akan tercaver dengan suplai air bersih desa.

“Pengelolaannya kami serahkan kepada BUMDes,” ujar Kumtua definitif tertua di Kabupaten Minahasa, yang kini berusia 69 tahun.

Mantan birokrat Kantor Gubernur Sulut, yang sudah dua kali terpilih demokratis sebagai Kumtua Tondegesan, selanjutnya mengungkapkan bahwa program pengadaan air bersih adalah permintaan masyarakat yang diputuskan dalam musyawarah pemerintah desa, BPK dan tokoh masyarakat.

“Jadi programnya tertata dalam APBDes dengan sumber dana dari dana desa,” jelasnya seraya menyebut Desa Tondegesan mendapat alokasi dana desa sebesar Rp.716 juta lebih pada tahun 2019 ini.

Sebagaimana Desa Tondegesan dan Desa Tondegesan Satu, terpantau Desa Tondegesan Dua juga telah melakukan eksploitasi air bawah tanah.

Dua buah reservoir terpantau sudah berdiri dan dibangun dengan dana desa tahun 2018. Namun, belum difungsikan.

Kumtua Desa Tondegesan Dua, Yandra Kalengkongan berlum berhasil ditemui di desanya dalam dua hari terakhir. “Kumtua lagi keluar,” ujar seorang kakek di kediaman Kumtua Kalengkongan.

Penulis: Herly Umbas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *