Dari Bunga krisan Hingga Bawang Merah, SBANL Pelaksanaan UU Hortikultura di Sulut

Manado, Fajarmanado.com –Komite II DPD RI mengutus Senator Ir Stefanus BAN Liow MAP (SBANL) untuk mengawasi pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura serta perubahannya dalam UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Senator SBANL pun mengundang para pemangku kepentingan hadir dalam dialog yang digelar di Kantor DPD RI Perwakilan Sulut, Tikala, Manado, Senin (5/6/2021).

Hadir memberikan laporan dan menyajikan materi, di antaranya Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulut Ir Titov Manoi MSi, Kepala Balai Teknologi Pertanian (BPTP) Sulut Dr Steivi Karouw, STP, MSi, Kepala Badan Pengawas dan Sertifikasi Benih Hortikultura dan Pangan Sulut Ir. Def Palandeng, MSi, Sekretaris HKTI Minahasa Tito Manopo, Wakil Ketua HKTI Sulut Boaz Wilar dan Q. Kainde, ST, MT serta kelompok tani dan akademisi.

Dalam pertemuan yang tersaji hangat dan dialogis itu, mencuat masukkan dan harapan. Antara lain, pembangunan laboratorium kultur jaringan bunga krisan serta berhasilnya,  pembudidayaan varietas unggul bawang merah dan bunga krisan oleh BPTP Sulut.

Kepala BPTP Sulut Dr Steivi Karouw mengungkapkan bahwa
Provinsi Sulut sangat membutuhkan laboratorium kultur jaringan karena hingga saat ini pengujiannya harus dilakukan di Makassar.

“Kami juga melaporkan bahwa menciptakan varietas unggul bawang merah dan bunga krisan yang bisa ditanam di daerah manapun di Sulut,” kata Kepala BPTP Sulut Dr Steivi Karouw.

Sedangkan Pengurus HKTI Sulut Boaz Wilar, Q Kainde dan Titof Manopo mengharapkan ketersediaan pupuk dan benih untuk para petani, bahkan mengoptimalkan teknologi informasi.

“Kami mengharapkan ketersediaan pupuk dan benih, serta adanya pendampingan dari pemerintah kepada petani,” kata Manopo.

Sementara itu, Senator SBANL, yang juga Anggota DPD RI/MPR RI Ir ini menyatakan siap menjembatani aspirasi dan kepentingan daerah kepada pemerintah pusat.

“Semua ini tujuannya ada peningkatan produksi dan kualitas serta bermuara pada kesejahteraan petani,’ ujar SBANL.

Editor : Maxi Heru