Airmadidi, Fajarmanado.com — Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Minahasa Utara Jeivi Lengkong Wijaya STH, Selasa (16/5/2017) mengatakan, tumbuh kembang seorang anak khususnya remaja, semua dimulai dari lingkungan keluarga.
“Keluarga merupakan salah satu unit terkecil dalam masyarakat, dan dari keluarga pulalah terutama orang tua sangat menentukan pembentukan karakter kepribadian anak,” tutur Wijaya.
Dijelaskan Wijaya, orang tua harus mampu memberikan teladan kepada anak-anak. Karena input dari dalam keluarga akan menjadi output ketika anak memasuki dunia pergaulan di masyarakat.
“Jika karakter anak sudah ditata dari dalam, maka barang tentu kepribadian anak akan menjadi kuat ketika diperhadapkan dengan berbagai cobaan, godaan, dan tantangan saat dia berada di lingkungan luar keluarga,” terang Wijaya.
Wijaya menambahkan, kepribadian seorang anak remaja juga ditentukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan kemandirian serta proaktif anak ketika bergaul dan membawa diri di mana pun pergi atau berada.
“Materi seperti kepribadian anak sudah saya sampaikan saat menjadi pemateri dalam karantina Pemilihan Finalis Remaja Teladan (Retel) GMIM Rayon 2 Minut di Wale Pasungkudan Desa Kaasar Wilayah Minawerot, Sabtu, pekan kemarin. Saya mengingatkan para remaja soal etika pergaulan, terlebih yang mengarah pada ajaran gereja. Ternyata para orang tua menyambut baik apa yang saya sampaikan untuk anak-anak mereka,” ucap Wijaya, sembari berharap orang tua bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anak yang masih dalam pertumbuhan remaja.
Bupati Minut Vonnie A Panambunan beberapa waktu lalu juga menegaskan, agar anak harus menjadi perhatian utama para orang tua. Pasalnya, menurut Panambunan, anak merupakan salah satu generasi bangsa yang nantinya bisa ikut dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dengan hal-hal yang positif. Kita semua tidak mau lihat anak-anak Indonesia tidak bisa berprestasi, sehingga perlu dorongan kuat untuk memberi mereka kepercayaan diri.
“Sebagai orang tua, kontrol harus terus dilakukan terhadap anak-anak khususnya yang beranjak remaja. Karena diusia seperti mereka rentan dengan berbagai godaan untuk melakukan sesuatu yang dapat merugikan diri mereka sendiri,” ingat Panambunan.
(udi)