Wah..! Proyek Fiktif Terus Menyeruak, PAMI : Harus Disikapi Penegak Hukum

Proyek Fiktif Terus Menyeruak, PAMI: Harus Disikapi
Ketua Umum PAMI Perjuangan, Noldy Pratasis
Tondano, Fajarmanado.com – Dugaan proyek fiktif kembali menyeruak di Kabupaten Minahasa. Menyusul jalan Kapataran-Tandengan, kali ini disinyalir terjadi pula pada proyek jalan di wilayah Langowan.

Seperti halnya proyek ruas jalan lintas kecamatan Kombi-Eris Kapataran-Tandengan, yang menelan anggaran hampir Rp17 miliar, paket proyek jalan Langowan-Palamba bernilai total Rp12,865 miliar lebih ini, disinyalir ada yang fiktif.

“Sebagaimana dikabarkan media Anda,  nasib penganggaran jalan Kapataran-Tandengan masa dengan ruas Langowan-Palamba, dianggarkan berulang-ulang sampai enam kali selang tahun 2013-2015,”  kata Ketua PAMI Perjuangan, Noldy Pratasis kepada Fajarmanado.com di Kawangkoan, Kamis (13/04/2017)

Sebagaimana ruas Tandengan-Kapataran, kata dia, proyek jalan Langowan-Palamba juga dianggarkan dua kali dalam setahun melalui APBD induk dan APBD perubahan. Begitu pun nama proyeknya, berganti-ganti dari kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan ke peningkatan jalan.

“Dan, kemungkinan besar, untuk mengaburkan total alokasi dana yang dianggarkan untuk ruas jalan ini, maka dari enam kali mendapat anggaran, dua kali dipaketkan dengan proyek jalan lain atau terpisah. Yaitu, dengan  jalan Dalam Kota Langowan dan jalan Noongan-Tompaso,” ujarnya.

Sementara kondisi ruas jalan Langowan-Palamba dinilai masih memprihatinkan, belum ada perubahan signifikan. Hanya sebagian kecil yang tampak dikerjakan pada beberapa tahun lalu.

Masih rusak berat. Kasihan orang Palamba, jalan ke desa mereka semakin rusak,” ujar Novie Singal, petani asal Tompaso yang mengaku sempat berkunjung ke Desa Palamba awal bulan ini.

Kondisi yang sama juga tampak pada ruas Noongan-Tompaso. Sejak 2013 hanya sebagian kecil yang sempat disentuh proyek, yakni jalan antara Desa Tonsewer dan Desa Toure. Sedangkan kondisi jalan Noongan sampai Desa Tumaratas masih rusak parah.

“Hampir setiap hari saya melalui jalur itu. Masih rusak parah. Makanya, biar memutar kami lebih sering ikut (kota) Langowan bolak balik menuju Ratahan,” ujar sumber ASN Ratahan, yang berdomisili di Minahasa ini.

Sementara itu, Pratasis mengungkapkan, sesuai data tercatat enam kali ruas jalan Langowan-Palamba mendapat alokasi proyek selang 2013-2015.

“Itu dialokasikan pagi sore dalam tiga tahun melalui APBD Induk dan APBD Perubahan. Nilai totalnya adalah 12.865.713.000 rupiah,” ungkapnya.

Menurut dia, pada tahun 2013, ada dua kali keluar anggaran. Pertama, Rp1.474.927.000  untuk rehabilitasi/pemeliharaan jalan Langowan-Palamba, dalam Kota Langowan yang dimenangkan CV Daimon.

Kedua, juga  rehabilitasi/pemeliharaan jalan Langowan-Palamba, dalam Kota Langowan, Tompaso-Noongan dengan nilai Rp3.100.810.000 yang dimenangkan oleh PT Global Cipta Perkasa.

Tahun berikutnya, 2014, ruas jalan Langowan-Palamba kembali mendapat dana proyek  rehabilitasi/pemeliharaan jalan Rp1.547.311.000. Kali ini ditangani CV Prospek Primata Jaya.

Proyek program rehabilitasi/pemeliharaan jalan Langowan-Palamba-Rumbia kembali mendapat anggaran pada tahun 2015 dengan nilai Rp287.665.000 yang dimenangkan oleh CV Bina Kasih.

Kemudian kembali keluar anggaran ditahun yang sama dengan kategori peningkatan jalan Langowan-Palamba dengan nilai Rp2.957.000.000 yang dimenangkan oleh PT Bentara prima. Masih ditahun yang sama, kembali keluar anggaran untuk peningkatan jalan Langowan-Palamba dengan nilai Rp3.498.000.000 yang dimenangkan oleh PT Bentara Prima.

Pratasis yang dikenal aktivis yang sangat vokal ini mendesak penegak hukum, termasuk KPK untuk mengusut tuntas laporan masyarakat pasca demo pada awal pekan ini. “Masyarakat melakukan demo tak mungkin kalau tidak punya dasar. Salah satunya, tentu data Langowan-Palamba ini, patut ditelusuri keabsahan alokasi anggarannya,” tandasnya.

(fis/ely)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *