Kawangkoan, Fajarmanado.com – Puluhan pelaku usaha kreatif Kabupaten Minahasa belajar di Kawangkoan. Selama lima hari mereka mendapat pendidikan dan latihan (Diklat) yang difasilitasi Dinas Koperasi dan UKM Sulawesi Utara (Sulut).
“Mengapa kami memilih dilaksaksanakan di tempat ini, karena KUD Kawangkoan menjadi salahsatu KUD Percontohan di Sulut,” ujar Kabid Bina Usaha Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Sulut, Dra Meivi Manopo, Kamis (1/12), sore tadi.
Manopo menjelaskan hal ini kepada para peserta Diklat Kewirausahaan dan Pengembangan Usaha Kreatif UMKM Minahasa yang berlangsung sejak 28 November lalu di Kantor KUD Kawangkoan di Kelurahan Uner, Kecamatan Kawangkoan.
Pada hari ke empat Diklat tadi, para peserta mendengarkan materi yang disampaikan Kabid Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi Dinas Koperasi dan UKM Minahasa Drs Roland Kaunang dan pakar nutrisi pakan ternak Fakultas Pertanian Unsrat Manado, Dr Ir Johanis Tulung, MSi dan manajemen koperasi oleh Ketua KUD Kawangkoan Hengky Umbas.
Menurut Manopo, KUD Kawangkoan layak menjadi koperasi percontohan karena mampu terus eksis meski dalam kesulitan selama beberapa tahun terakhir.
Tak sedikit koperasi primer yang berjaya di masa tata niaga cengkih kini telah mati suri. “Sementara KUD Kawangkoan, kami sangat bangga karena terus aktif dan ada kegiatan,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Ketua KUD Kawangkoan mengatakan, koperasi mana pun bisa menjalankan usaha walaupun tidak memiliki modal dana yang cukup.
“Sikap menunggu bantuan harus dihilangkan dalam diri pengurus koperasi. Alasan tidak ada modal kerja harus dihilangkan karena modal utama yang ada di koperasi adalah badan hukum yang diberikan pemerintah,” paparnya.
Pria yang akrab menjadi duta gerakkan koperasi Sulut di dalam maupun luar negeri ini pun memberikan kiat-kiat sederhana namun sangat bermanfaat bagi masyarakat, terlebih para anggota.
Dengan modal badan hukum dan tentu komitmen pengurus, koperasi akan mudah menjalin kerjasama dengan pihak mana pun, terutama dengan pihak distributor bahan kebutuhan pokok.
Umbas kemudian mencontohkan kiat yang ditempuh pihaknya setiap menjelang hari raya keagamaan, Natal dan Tahun Baru. Hanya bermodalkan badan hukum, pihaknya selalu menjalin kerjasama dengan Bulog untuk menetralisir harga gula dan tepung di pasaran.
“Ya, tentu saja ada fee yang diperoleh koperasi yang kami tambahkan untuk dibagikan kepada anggota sebagai hadiah Natal,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, pengurus koperasi dituntut harus peka dan tak jenuh-jenuh berkoordinasi dengan semua pihak terkait, baik Dinas Koperasi maupun Dinas Pedagangan, BUMN dan pihak swasta.
“Apa saja bisa dilakukan pengurus koperasi. Bukan hanya untuk mencari keuntungan finansial semata, tetapi juga memfasilitasi UMKM, baik mengikuti pendidikan dan pelatihan, promosi produk sampai dengan pemasaran,” jelas ayah dua anak ini.
(ely)