Tetty Bagikan Helm, Franky: Langgar Aturan, Tilang

Bupati Tetty Juga Bagikan Helm Kepada Pengendara Ojek
Bupati Tetty Paruntu saat membagikan dan memakaikan helm kepada pengendara ojek di Amurang. Ikut menyaksikan wakil bupati FDW, Kasat Lantas AKP Ferdinand Runtu, Plt Kepala Dinas Perhubungan Minsel Verra Lasut dan sejumlah pejabat. (Foto Andries)
Amurang, Fajarmanado.com – Penertiban terminal bayangan (Terbayang), Taman Parkir dan jasa ojek di Kota Amurang menjadi salahsatu prioritas Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) mulai pekan depan.

Sikap ini tergambar dalam kegiatan inspeksi mendadak Bupati Christiany Eugenia Paruntu, SE dan Wakil Bupati (Wabup) Franky Donny Wongkar, SH di kompleks pusat Kota Amurang, Jumat (02/06/2017), tadi.

Berbarengan dengan melakukan Sidak di Pasar 54 Amurang, Tetty, sapaan akrab Bupati Minsel ini, ketika turun dari mobil dinasnya langsung dijemput oleh Kasat Lantas AKP Ferdinand Runtu, Plt Kepala Dinas Perhubungan Verra Lasut dan Ketua Organda Minsel Johny Lumowa.

Bupati pun disodori helm untuk membagikan kepada pengemudi jasa Ojek yang mangkal di kawasan pusat bisnis Kabupaten Minsel itu. Helm-helm standar yang tampak baru itu, kemudian dipakaikannya langsung kepada para pengojek yang sudah berada di sekitarnya.

Saat membagikannya, Tetty mengatakan, keberadaan ojek sebetulnya adalah ilegal karena belum memiliki payung hukum. Namun, kehadiran bisnis ojek sangat membantu masyarakat, baik pengemudi sepeda motor maupun pengguna jasanya.

“Tapi saya pribadi memahami, ngojek adalah usaha untuk menambah penghasilan keluarga. Ojek juga untuk cari makan anak isteri. Helm ini saya bagikan untuk kalian semua. Bila ada yang belum kebagian, nanti lain waktu ya,” ujar Tetty saat memakaikan helm baru kepada Yus Tumanken, warga Buyungon.

Bupati mengingatkan suapaya setiap mengendarai sepeda motor, pengemudi ojek harus membiasakan diri menggunakan helm dan memakaikannya kepada penumpang sedekat apa pun jarak tempuhnya.

“Helm sangat bermanfaat bagi keselamatan, selain juga membantu melindungi diri dari terik mata hari dan hujan,” paparnya.

Ia mengharapkan, pengendara ojek bisa tampil memberi contoh kepada pengguna sepeda motor lainnya. Selain memakai helm, juga harus melengkapi diri dengan SIM dan STNK yang berlaku, termasuk memasang kaca spion dan knalpot standar, serta senantiasa mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

“Saya sangat mengharapkan kalian mendukung semua program pemerintah, terutama dalam berlalulintas. Taatilah semua aturan yang berlaku, jangan ugal-ugalan di jalan. Ini semua untuk keselamatan diri kalian sendiri dan orang lain,” papar orang nomor satu di Minsel ini.

Sementara itu, Wabup Franky Wongkar meninjau Taman Parkir Amurang dan kondisi lalu lintas pusat kota yang dikenal sering macet dan semrawut selama ini .

“Mulai hari Senin pekan depan, di sini harus steril. Tidak boleh ada lagi kendaraan yang parkir di sini. Saya minta Organda harus kerjasama dengan Dishub  dan Satlantas Polres untuk melakukan penertiban. Tidak boleh ada kendaraan yang berhenti, sekalipun hanya menurunkan penumpang di kompleks ini,” tandas Wongkar saat berdiri di jalan depan Sakura Mart Amurang.

Wabup juga menegaskan, semua mobil angkutan umum harus masuk terminal, baik menaikkan maupun menurunkan penumpang. Tidak boleh ada lagi Terbayang. Jalan harus steril dari aktivitas layaknya terminal, apalagi menunggu penumpang di jalan.

“Semua harus masuk Terminal Amurang. Memang, masih ada yang perlu ditata dan dilengkapi. Kami sedang mencarikan solusi yang terbaik untuk semua,” papar pria yang juga Sekretaris DPD I PDI Perjuangan Sulut ini.

Wongkar kembali mengingatkan peranserta Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres dan Dishub Minsel untuk bertindak tegas apabila menemukan kendaraan umum masih mangkal.

“Kalau perlu, saya minta langsung ditilang kalau masih ada yang parkir sembarang  di sini (kompleks pusat Kota Amurang),” tegas Wabup.

Pantauan wartawan Fajarmanado.com mengesankan bahwa keberadaan Terminal Amurang yang sudah hampir 30 tahun dibangun tersebut tidak representatif lagi. Jalan masuk ke luar yang menanjak dan menurun cukup terjal membuat mobil angkutan umum enggan menggunakan fasilitas perhubungan tersebut.

Selain kondisi terminal, kehadiran taksi berplat dasar hitam menyebabkan mobil angkutan umum kalah kwalitas dan cepat melayani kebutuhan jasa angkutan dari masyarakat. Tak terkecuali, ASN yang bekerja di kompleks Kantor Bupati tapi tinggal di wilayah Tareran dan atau Manado.

“Kalau masih ke terminal tentu kami butuh tambahan ongkos mikrolet. Resiko lainnya, lama menunggu mobil penuh baru berangkat. Beda dengan taksi plat hitam, tidak menunggu mobil penuh langsung jalan,” ujar ASN salahsatu instansi di Minsel.

Penulis : Andries Pattyranie

Editor   : Herly Umbas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *