Airmadidi,Fajarmanado.com — Keberadaan minimarket seperti Indomart, Alfamart serta Alfa Midi di Minut, mendapat sorotan dari Organisasi Masyarakat (Ormas) yang ada. Mereka menyorot keberadaan minimarket ini yang mempekerjakan lebih banyak orang luar ketimbang masyarakat lokal.
Melihat hal ini, maka Ormas yang ada di Minut menyatakan siap melakukan demo. “Dari hasil pengamatan kami di lapangan, minimarket ini mempekerjakan sekitar 70% pekerja dari pulau Jawa, sementara sisanya warga lokal. Harusnya kebalikan dimana warga lokal yang dikerjakan itu harus 70%. Jika pemerintah tidak mengambil sikap akan masalah tenaga kerja di minimarket ini, maka kami akan lakukan demo,” tutur Tonaas Brigade Manguni Indonesia (BMI) Minut Wanny Unsulangi, Rabu (19/4/2017).
Unsulangi sangat menyayangkan sikap pemerintah daerah yang dinilai tidak membantu pekerja lokal untuk bersaing dengan dengan tenaga kerja luar di perusahaan minimarket. Untuk itu diharapkan pemerintah bisa mengambil kebijakan membantu pekerja lokal. “Kami minta ada ketegasan dari pemerintah daerah untuk mengambil sikap, jangan sampai kami dari Ormas dan LSM akan turun demo,” tandasnya.
Tak hanya itu, Unsulangi pun ikut mempertanyakan izin usaha dari semua minimarket yang ada di Minut. Sebab sepengetahuan dirinya, semua minimarket yang telah beroperasi di daerah itu tidak memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU).
“Mereka (minimarket,red) hanya menggunakan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), sehingga belum seharusnya bisa berdagang di daerah ini. Ini harus jadi perhatian pemerintah. Sebab, dengan keberadaan minimarket ini sudah banyak warung yang gulung tikar karena tidak mampu bersaing harga. Ini namanya menutup usaha kecil warga disini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Minut Drs Arnlod Frederik saat ditanya soal keberadaan banyaknya tenaga kerja luar di minimarket yang ada di Minut, menyatakan jika pihaknya akan melihat hasil kesepakatan antara perusahaan minimarket tersebut dengan Pemkab Minut.
Bahkan dirinya mempertanyakan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh putra putri yang ada di Minut sehingga tidak dirangkul oleh pihak perusahaan minimarket. “Kita akan pelajari hasil kesepakatan jika itu ada. Namun jika benar, ini menjadi tantangan bagi putra dan putri daerah karena bisa saja sumber daya manusia masih kurang,” katanya.
Di tempat terpisah, Assisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Minut Allan Mingkid mengatakan, jika banyak minimarket ini telah menjadi bapak angkat dari usaha warung masyarakat. “Artinya, minimarket ini mengambil barang milik warung dan dijual kembali, tapi mengikuti harga yang ditetapkan oleh minimarket tersebut. Disini warga atau pemilik warung sudah terbantu,” jelas Mingkid.
(udi)